Gemuruh Takbir dan Tahmid membumbung diangkasa, kumandangkan jua Takbir di seluruh jagad raya. SUBHANALLAH, ALHAMDULILAH, ALLAH AKBAR…

Minal Aidin Walfaidzin “Mohon Maaf Lahir dan Bathin”

Selamat hari raya Idul Fitri 1429 H

 

zwani.com myspace graphic comments
Islam Graphic Comments

Fajar Ramadhan Telah Tiba, Jelang Hari Menuju Fitri, Selamat Menunaikan Ibadah Puasa 1429H, Mohon Maaf Lahir & Bathin

Renungan

Semua amalan anak keturunan Adam bagi dirinya, sedangkan kebaikan dan dibalas sepuluh hingga tujuh ratus kali lipat, ALLAH SWT berfirman : “kecuali puasa, sesungguhnya puasa itu untuk-Ku dan aku-lah yang akan membalasnya, ia telah meninggalkan syahwat, makan, serta minumnya hanya karena Aku. Bagi orang yang berpuasa terdapat dua kegembiraan “ kegembiraan ketika berbuka dan kegembiraan ketika bertemu dengan Rabb-Nya. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa di sisi ALLAH SWT lebih harum dari pada aroma kasturi.” (HR. Muslim).

    Ramadhan adalah bulan yang paling mulia, harinya adalah hari yang paling menyenangkan. Orang-orang shaleh merasakan kerinduan sangat mendalam kepada Ramadhan karena ia jarang berkunjung, lama menghilang, dan ia dating dengan kerinduan. Didalamnya terdapat amal perbuatan berharga dan bernilai pahala disisi ALLAH SWT. Ia bagaikan mutiara yang diperebutkan dan diperlombakan oleh generasi pendahulu kita. Mereka mencurahkan waktu dan tenaga secara optimal dan maksimal guna menggapainy. Seiring berjalannya waktu dan ketidaktahuan terhadap keutamaanya, maka generasi masa kini mengabiakan mutiara agung nan mulia ini. Diantara beberapa mutiara yang terabaikan adalah sebagai berikut :

    * Banyak membaca Al-Qur’an

    Alangkah bahagia dan gembiranya bagi siapa saja yang mendulang pahala emas di bulan Ramadhan dengan banyak membaca kalam ilaahi. Satu huruf darinya dilipat gandakan hingga sepuluh kali lipat. Sungguh pahala dan balasan begitu melimpah dan mengagumkan. Sebagaimana disabdakan oleh Rasullah SAW : “barang siapa yang membaca satu huruf dari Al- Qur’an, maka baginya satu kebaikan, dan setiap satu kebaikan akan dilipat gandakan sepuluh kali lipat.Aku tidak mengatakan Alif lam mim satu huruf, akan tetapi Alif itu satu huruflam itu satuhuruf dan mim itu satu huruf.” Bagaimana bila kita membaca Al-Qur’an satu juz dalam seharinya? Namun, diantara kita ada yang mengabaikan mutiara berharga ini. Ia lebih suka dan senang menghabiskan waktunya untuk menyaksikan televisi, berlebih-lebihan dalam tidur terutama di siang hari, menghamburkan harta dengan membeli berbagai menu makan, minuman, pakaian, perhiasan dan lain-lain.

    * Shadaqoh

    Betapa indah memberi harta kepada orang lain, betapa baik shadaqoh, betapa mulia pemberian. ALLAH SWT memiliki Malaikat senantiasa mendo’akan bagi orang yang bershadaqoh, supaya harta yang ia sumbangkan akan diganti olah-Nya. Ia berkata dengan tulus, “Ya ALLAH berilah orang yang membelanjakan sebagian harta yang ia berikan pasti takkan pernah musnah dan habis. Begitu pula ALLAH kelak memberikan pahala yang berlipat baginya, sebagaimana ALLAH SWT berfirman : “Perumpaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yangmenfkahkan hartanya di jalan ALLAH adalah serupa dengan sebutirbenih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir : seratus biji ALLAH melipat gandakan (balasan) bagi siapa yang dia kehendaki. Dan ALLAH SWT Maha luas (karunia-Nya) lagi Maha mengetahui.” (Q.S Al- Baqarah : 261).

    Dan masih banyak lagi tentunya amal2n baik, yang dapat kita lakukan di bulan Ramadhan.

    Sesungguhnya jasa orang tua kita tidak terhitung banyaknya. Ibu kita mengandung selama 9 bulan kemudian melahirkan kita dengan resiko nyawa melayang. Ketika kita masih bayi tak berdaya, mereka beri kita minum dan makanan. Ketika kita buang air, tanpa jijik mereka membersihkan kita dengan penuh cinta. Kita diberi pakaian dan juga pendidikan.

    Mereka sabar menghadapi kemarahan kita, rengekan, kenakalan, bahkan mungkin ketika kita masih kecil/balita pernah memukul mereka. Mereka tetap mencintai kita. Jadi jika kita merasa kesal dengan mereka, apalagi jika mereka begitu tua sehingga kelakuannya kembali seperti anak-anak, ingatlah kesabaran mereka dulu ketika menghadapi kita. Bagi yang sudah memiliki anak tentu paham tentang kerewelan anak-anak yang butuh kesabaran yang sangat dari orang tua.

    Adakah kita mampu membalasnya? Bahkan seandainya orang tua kita tak berdaya sehingga untuk buang air kita yang membersihkannya, itu tidak akan sama. Orang tua membersihkan kita dengan penuh cinta dan harapan agar kita selamat dan panjang umur. Sementara si anak ketika melakukan hal yang sama mungkin akan merengut dan bertanya kapan “ujian” itu akan berakhir.

    Begitulah. Seperti kata pepatah, “Kasih anak sepanjang badan, kasih ibu sepanjang jalan” Tidak bisa dibandingkan.

    Oleh karena itu hendaknya kita berbakti pada orang tua kita. Minimal kita mendoakan mereka:

    Apabila anak Adam wafat putuslah amalnya kecuali tiga yaitu sodaqoh jariyah, pengajaran dan penyebaran ilmu yang dimanfaatkannya untuk orang lain, dan anak yang mendoakannya. (HR. Muslim)

    Jika kita tidak berdoa untuk orang tua kita, maka putuslah rezeki kita:

    Apabila seorang meninggalkan do’a bagi kedua orang tuanya maka akan terputus rezekinya. (HR. Ad-Dailami)

    Oleh karena itu sebagai anak yang berbakti hendaknya kita senantiasa berdoa untuk ibu bapak kita. Di antara doa-doa untuk orang tua yang tercantum dalam Al Qur’an adalah sebagai berikut:

    “Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah:

    Robbirhamhumaa kamaa robbayaanii shoghiiroo

    “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.” [Al Israa’:24]

    Robbanaghfir lii wa lii waalidayya wa lilmu’miniina yawma yaquumul hisaab

    “Ya Tuhan kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapaku dan sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat).” [Ibrahim:14]

    Robbighfir lii wa li waalidayya wa li man dakhola baytiya mu’minan wa lilmu’miniina wal mu’minaati wa laa tazidizh zhoolimiina illa tabaaro

    “Ya Tuhanku! Ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain kebinasaan.” [Nuh:28]

    Robbighfir lii wa li waalidayya warhamhumaa kamaa robbayaanii shoghiiroo

    “Ya Tuhanku! Ampunilah aku, ibu bapakku dan kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.”

    Assalamu’alai kum Warrahmatullahi Wabarakatuh…!!!

    “Perempuan itu adalah aurat maka apabila ia keluar dari rumahnya syetan pun berdiri tegak (dirangsang olehnya)”. ( Hadist Nabi MUHAMMAD SAW, yang diriwayatkan oleh Turmidzi dari Ibnu Mas’ud )

    Sesungguhnya Islam sangat memperhatikan sekali segala aspek kehidupan umatnya, sebagaimana Islam sangat memperhatikan kaum wanita (akhwat). Semua itu dalam rangka menghindarkan kaum akhwat dari berbagai fitnah kehidupan dan rayuan setan. Karena Islam menghendaki kaum akhwat untuk menjaga kehormatan dan kemuliaan dirinya. Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan kepada kaum akhwat untuk memakai kerudung atau jilbab dengan kriteria yang telah ditentukan, bukan asal pakai. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu’min, hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka, yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Q.S AL-AHZAB [33]:59)

    Kain penutup kepala itu biasa lebih dikenal dengan istilah kerudung atau jilbab. Keberadaanya selalu menjadi bahan perhatian dan perdebatan disetiap kalangan. Karena memang ia adalah salah satu hal yang dapat menjadikan penampilan seorang akhwat menjadi lebih anggun dan istimewa. Allah Subhanahu wa Ta’ala mensyariatkan jilbab agar menjadi benteng bagi kaum akhwat dari gangguan orang lain. Walaupun syariat jilbab telah ada sejak empat belas abad yang lalu, akan tetapi di negeri kita jilbab masih dianggap sebagai sesuatu yang baru dan aneh. Bahkan masih banyak yang beranggapan bahwa jilbab hanyalah budaya Arab belaka yang tidak cocok dengan budaya Indonesia. Bahkan lebih jauh dari itu ada yang beranggapan bahwa dengan menggunakan jilbab berarti telah mendiskriminasikan kebebasan berekspresi wanita, dan dengan berjilbab ria kaum wanita tidak bisa menampilkan kecantikannya, yang merupakan anugerah dari Sang kuasa.

    Alhamdulilah tak sedikit pula banyak dengan mudah dijalan-jalan kita dapati muslimah-muslimah mengenakan jilbab dengan penuh percaya diri. ini menandakan semakin pahamnya mereka dengan syariat jilbab yang telah diwajibkan Allah atau para muslimah sendiri secara langsung telah merasakan manfaat dari jilbab yang mereka kenakan. Tetapi dijalan-jalan pula kita menemukan adanya ketidakseragaman bentuk-bentuk jilbab yang dikenakan mereka. Ada yang mengenakannya sampai menutup wajah, tetapi ada juga yang memakai jilbab pendek dan simple.

    Keanekaragaman bentuk jilbab, menandakan pemahaman yang beragam pula tentang standar ukuran jilbab itu sendiri. Ada yang memahami jilbab hanya sebatas selembar kain yang menutup kepala, model seperti ini biasanya pendek dan bahkan ada yang menampakan sebagian rambut sehingga mereka yang berkeyakinan seperti ini menjadi bebas dalam berpakaian secara keseluruhan. Padahal kalau kita melihat fungsi utama dari pensyariatan jilbab yaitu untuk melindungi kaum akhwat dari gangguan dan fitnah, tentu jilbab semacam itu tidaklah cukup membantu bahkan mengenakan jilbab jika dipadu dengan make up dan semprotan parfum malah seolah menantang orang-orang jahat untuk menghampirinya.

    Sementara jilbab yang dapat melindungi muslimah dari gangguan dan fitnah adalah jilbab yang longgar sehingga tidak memperlihatkan lekuk-lekuk tubuh, hendaknya menutup seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan, tebal hingga tidak terlihat sedikitpun bagian tubuhnya, tidak memakai wangi-wangian, tidak meniru mode pakaian wanita-wanita kafir sehingga wanita-wanita muslimah memiliki identitas pakaian yang jelas, hendaknya pula tidak menyerupai pakaian laki-laki, sebab hal tersebut dilarang Allah Subahanahu wa Ta’ala.

    Saudari ku jilbab itu merupakan suatu kewajiban bukan pilihan, tidak sulit untuk memakainya. Engkau akan mulia dengannya, bahkan begitu mulianya engkau. Sampai-sampai Allah Subhanahu wa Ta’ala mengumandangkan perang bagi orang yang menghinakannya. Berjilbablah sesuai dengan yang disyariatkan sehingga engkau akan termasuk golongan muslimah yang mendapat keridhoan Allah dan takut terhadap murka Allah Subhanahu wa Ta’ala.